Pondok Tahfidz Putri Terbaik Mojokerto – Menghafal Al-Qur’an (tahfidz) adalah salah satu bentuk menjaga wahyu Ilahi yang sangat mulia. Sejak masa Rasulullah SAW, tradisi menghafal telah menjadi bagian penting dalam pewarisan Al-Qur’an. Setiap kali wahyu diturunkan oleh Malaikat Jibril, Rasulullah langsung menghafalkannya. Praktik ini dilanjutkan oleh para sahabat hingga Al-Qur’an dikodifikasikan secara tertulis pada masa Khalifah Utsman bin Affan RA, sebagai respon atas banyaknya para hafizh yang gugur dalam peperangan.
Kini, banyak umat Muslim di berbagai penjuru dunia yang telah menghafal seluruh 30 juz Al-Qur’an, sementara sebagian lainnya sedang dalam proses menghafal sebagian juz. Untuk mendukung proses ini, dikenal beberapa metode yang terbukti efektif, di antaranya Ziyadah, Muraja’ah, dan Tasmi’.
Daftar isi
Toggle1. Ziyadah: Menambah Hafalan Baru
Pengertian
Ziyadah berasal dari kata dalam bahasa Arab “zaada – yaziidu – ziyaadatan” yang berarti “bertambah”. Dalam konteks tahfidz, ziyadah berarti menambah hafalan baru yang belum pernah dihafalkan sebelumnya. Metode ini menjadi bagian rutin dari proses hafalan, terutama dalam lingkungan pesantren atau rumah tahfidz.
Langkah-langkah Praktis Ziyadah
-
Perbaiki bacaan terlebih dahulu sesuai dengan kaidah tajwid.
-
Baca ayat 10–20 kali secara berulang hingga benar-benar hafal.
-
Lanjutkan ke ayat berikutnya jika ayat sebelumnya sudah lancar.
-
Mendengarkan murottal (rekaman bacaan Al-Qur’an) untuk memperkuat memori.
-
Tetapkan jadwal yang konsisten dan istiqomah dalam menambah hafalan.
Contoh Penerapan
Ahmad telah hafal 50 ayat dari surah Al-Baqarah dengan lancar. Dalam proses ziyadah, ia menambah 5 ayat baru. Setiap ayat ia ulang sebanyak 10–20 kali hingga melekat di memori, lalu digabungkan dengan ayat-ayat sebelumnya agar nyambung secara runtut.
2. Muraja’ah: Mengulang Hafalan Lama
Pengertian
Muraja’ah berasal dari kata “roja’a – yarji’u – muraaja’atan” yang berarti “kembali”. Secara istilah, muraja’ah adalah mengulang kembali hafalan yang telah dimiliki untuk memperkuat dan menjaga kualitas hafalan. Ini adalah proses yang sangat penting agar hafalan tidak mudah hilang.
Jenis dan Cara Muraja’ah
-
Muraja’ah Mandiri
Dilakukan secara pribadi, idealnya minimal 2 kali seminggu atau sesering mungkin. Membaca tanpa melihat mushaf, atau sesekali melihat untuk tadabbur dan koreksi. -
Muraja’ah Berpasangan (dengan Teman)
Meningkatkan motivasi dan komitmen hafalan. Saling menyimak dan memperbaiki bacaan. -
Muraja’ah kepada Guru/Pembimbing
Menjaga kesinambungan sanad Al-Qur’an. Guru berperan membimbing tajwid, memperbaiki kesalahan, serta menyimak hafalan secara berkala. -
Muraja’ah Pasca Hafal
Fokus mengulang bagian yang sudah selesai dihafalkan secara intens untuk mempertahankan hafalan jangka panjang.
Contoh Penerapan
Seorang penghafal setelah sholat membuka mushaf dan mengulang surah yang telah dihafalnya. Ketika bersama teman, ia menyetorkan hafalan dan minta koreksi. Di pesantren, muraja’ah dilakukan pada jadwal tertentu dengan guru pembimbing.
Baca juga: Apa Itu Murojaah? Pengertian dan Manfaatnya bagi Penghafal Al-Qur’an
3. Tasmi’: Mendengarkan untuk Menghafal
Pengertian
Tasmi’ berasal dari kata “sami’a – yasma’u – tasmi’an” yang berarti “mendengarkan”. Dalam konteks hafalan, tasmi’ adalah menghafal dengan cara mendengarkan bacaan Al-Qur’an, baik dari guru, rekaman, atau media lainnya.
Kelebihan Metode Tasmi’
-
Cocok untuk penghafal dengan daya ingat kuat, anak-anak yang belum lancar membaca, atau penyandang tunanetra.
-
Membantu melatih pendengaran dan memperkuat pengucapan yang benar.
Dua Cara Penerapan Tasmi’
-
Mendengarkan Guru
Guru membacakan ayat secara perlahan. Siswa mendengarkan dan mengikutinya hingga mampu menghafal dengan baik. -
Menggunakan Alat Rekam
Ayat direkam terlebih dahulu, kemudian diputar berulang sambil diikuti. Alat bantu seperti earphone, gadget, atau speaker bisa digunakan untuk kenyamanan belajar.
Contoh Penerapan
Seorang anak merekam ayat yang ingin dihafalnya menggunakan ponsel, lalu mendengarkannya sambil menirukan secara perlahan-lahan. Bisa juga dilakukan dengan menyimak bacaan guru dalam sesi tatap muka.
Penutup
Menghafal Al-Qur’an adalah proses spiritual dan intelektual yang memerlukan kesabaran, kedisiplinan, serta metode yang tepat. Tiga metode utama Ziyadah, Muraja’ah, dan Tasmi’ dapat saling melengkapi dan membentuk sistem hafalan yang kokoh dan berkelanjutan.
Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda. Dengan bimbingan yang tepat serta lingkungan yang mendukung, proses tahfidz bisa menjadi lebih efektif, menyenangkan, dan membentuk pribadi yang cinta Al-Qur’an. Kuncinya adalah istiqomah dan semangat menjaga kalamullah dalam hati dan kehidupan sehari-hari.
Jika Anda atau Putri Anda yang sedang mencari tempat terbaik untuk memulai atau melanjutkan perjalanan tahfidz, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto siap menjadi rumah kedua yang membina hafalan dan membentuk karakter Islami. Hubungi tim pendaftaran melalui WhatsApp di 0811-3600-074 atau 0811-3055-5556.