Belajar dari Kisah Nabi Zakaria : Doa Kita Tidak Akan Sia-sia – Nabi Zakaria adalah salah satu Nabi utusan Allah SWT yang menerima wahyu untuk dirinya sendiri. Dalam AL-Qur’an tidak dijelaskan mengenai kisah Nabi Zakaria ketika masih kecil sampai masa mudanya. Tetapi sejarah beliau dijelaskan Ketika akhir dewasanya, Al-Qur’an menjelaskan sejarah perjalanan Nabi Zakaria sebanyak 8 kali di dalam surat Ali Imran dan Surat Maryam.
Nabi Zakaria bekerja sebagai tukang kayu di masa hidupnya, selain itu beliau juga melakukan dakwah di Baitul Maqdis. Beliau terkenal sebagai Nabi yang memiliki adab lemah lembut, sampai ciri dari dakwah Nabi Zakaria adalah kelemah lembutannya. Dalam proses dakwahnya tidak selalu mulus, beliau kerap menjumpai kesulitan dan cobaan, namun dengan sifatnya yang alim dan bijaksana beliau cukup dihormati dan disegani oleh kaum Bani Israil. Cobaan dari Allah yang diberikan pada Nabi Zakaria salah satunya yaitu beliau tak kunjung diberi keturunan padahal usia Nabi Zakaria dan istrinya sudah senja.
Kesedihan menyelimuti hati Nabi Zakaria, karena beliau bingung tentang kelanjutan dakwah yang dilakukan apabila tidak memliki keturunan laki-laki. Meskipun ada Maryam yang menjadi anak angkat Nabi Zakaria tetapi tidak dapat meneruskan dakwahnya karena Maryam adalah perempuan. Nabi Zakaria dan istrinya tak pernah berputus asa memohon dan berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan keturunan, dengan penuh harap dan penghayatan. Doa yang dibaca Nabi Zakaria Ketika meminta keturunan ada di Surat Maryam ayat 4-6,
قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا (٤) وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ (٥) يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا (٦)
Dia (Zakaria) berkata: Wahai Tuhanku, sesungguhnya tualngku telah lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku tidak pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku.” Sesungguhnya aku khawatir terhadap keluargaku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul. Anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu.” (Seorang anak) yang akan mewarisi aku dan keluarga Ya’qub serta jadikanlah dia, wahai Tuhanku, seorang yang diridai.”
Tak pernah henti Nabi Zakaria dan istrinya berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak yang berjuang untuk meneruskan dakwah Nabi Zakaria as. Sehingga suatu ketika kejaiban dan mukjizat datang menghampiri keluarga Nabi Zakaria, malaikat Jibril menemui Nabi Zakaria dan memanggil beliau yang saat itu shalat magrib. Tertulis dalam AL-Qur’an di surat Maryam ayat 7,
“Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira padamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang kami8 belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumya.” (QS.Maryam:7)
Mendengar kabar itu, Nabi Zakaria kaget dan tidak percaya. Meskipun istri beliau mandul dan mereka telah mencapai usia senja, ternyata Allah memberikan mukjizat dengan mengabulkan doa-doa mereka. Nabi Zakaria bersyukur kepada Allah sebagai bentuk terimakasih karena doa yang selama ini diminta dikabulkan oleh Allah SWT. Setelah itu lahirlah bayi laki-laki pada 1 Masehi yang bernama Yahya, yang merupakan anak kandung dari Nabi Zakaria dan istrinya lalu diangkat juga menjadi seorang Nabi.
Kisah perjalanan Nabi Zakaria menjadi bukti bahwa Allah Maha Mendengar doa umatnya yang penuh ketulusan, kelembutan, berprasangka baik kepada Allah serta yakin Allah mendengar semua doa hambanya dan akan dikabulkannya.
Setiap doa yang kita panjatkan akan dikabulkan oleh Allah SWT, entah itu segera ataupun di tangguhkan. Karena mengenai kapan dikabulkannya doa yang kita panjatkan adalah hak Allah SWT selaku pemilik kehidupan. Bersabarlah jika sedang menunggu doa dikabulkan. Teruslah berdoa, sebutkan permintaan di hadapan Allah SWT dan tak lupa diiringi dengan usaha semaksimal mungkin.
Karena kita tidak pernah tau doa mana yang akan dikabulkan oleh Allah SWT dan kita juga tidak akan pernah tau mana usaha kita yang akan dilihat Allah SWT. Ingat dan yakinlah Allah SWT akan menggenggam semua doa-doa kita dan mengabulkannya di saat yang tepat dan di waktu yang kita butuhkan, maka hal itu akan terasa lebih nikmat untuk di syukuri.
Umar bin Al-Khaththab pun pernah berkata :
“Aku tidak takut jika doaku tidak di kabulkan, namun yang ku takutkan adalah jika aku tak diberi taufiq (atau bimbingan) untuk terus berdoa selalu”.
Jadikanlah Doa sebagai kebutuhan, bahwa kita sebagai manusia akan selalu membutuhkan pertolongan Allah Swt. Manusia akan selalu mendapatkan ujian & nikmat. Setiap ujian jika dihadapi akan nikmat jika disertai Doa, jika nikmat digunakan sebagaimana mestinya akan berkah jika disertai Doa. Maka doa kita kepada Allah akan selalu mendekatkan diri menjadi hamba yang selalu dicintaiNya. Belajar dari Kisah Nabi Zakaria : Doa Kita Tidak Akan Sia-sia
Wallahu A’lam.