Umumnya orang berdoa kepada Allah Swt agar diberi-Nya umur panjang. Sedikit sekali atau bahkan mungkin tidak ada orang yang menginginkan berumur pendek. Mereka tentu memiliki alasan masing-masing. Namun umumnya alasan mereka adalah karena ingin memiliki amal baik yang cukup semasa hidupnya sebagai bekal hidup abadi di akhirat. Hal ini memang memiliki dasar yang kuat sebagaimana ditegaskan dalam hadits Rasulullah shallahu alaihi wa sallam sebagai berikut:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ : مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
Artinya: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab: “Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya.”(HR: Tirmidzi)
Hadits itu telah menginspirasi banyak orang untuk senantiasa berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar diberi-Nya umur panjang. Mereka telah meyakini bahwa salah satu tanda orang terbaik adalah apabila seseorang berumur panjang dan hidupnya penuh dengan amal-amal kebaikan. Mereka yang umurnya panjang tetapi amal-amal kebaikannya amat sedikit tidak termasuk orang-orang terbaik, bahkan mereka digolongkan sebagai orang-orang yang merugi.
Namun, perlu diketahui bahwa ada usia kematangan manusia selama hidupnya yakni pada usia 40 tahun. Di usia tersebut, manusia dinilai telah mencapai kematangan dalam bertindak, berpikir, kematangan dalam menata hatinya dan kematangan dalam beribadah. Umur 40 tahun dalam Islam juga sangat istimewa. Disebutkan dalam Al Quran bahwa para nabi mendapat hikmah kenabiannya pada usia 40 tahun. Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Goa Hira tepat pada usia 40 tahun. Saat itu, Rasulullah SAW selalu beruzlah dan sering mengasingkan diri untuk beribadah kepada Allah SWT.
Angka 40 tahun ini setidaknya dapat ditemukan pada Surat Al-Ahqaf ayat 15. Di sini seseorang dengan usia 40 tahun digambarkan telah mencapai puncak kematangan berpikir. Sebenarnya, kematangan berpikir itu dimulai pada saat seseorang berusia sekira sepuluh tahun sebelum 40 tahun.
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, ‘Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri,’’ 1
Ayat ini bukan hanya sekedar sebagai memanjatkan do’a-do’a akan tetapi Allah mencintai hambaNya melakukan kegiatan-kegiatan yang baik pada saat berusia 40 tahun yakni dengan ; Meningkatkan taqwa syukur kepada Allah Swt, membahagiakan kedua orang tua, berbuat baik yang diridhoi Allah Swt, berinvestasi kebaikan melalui anak-anak, bertaubat kepada Allah, dan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Angka 40 tahun juga muncul dalam hadits Rasulullah SAW yang dikutip oleh Imam Al-Ghazali. Manusia dengan usia 40 tahun dinilai memiliki kematangan mengolah data dan mendayagunakan akal. Oleh karenanya, jalan hidup seseorang hingga akhirnya dapat dilihat setelah usia 40 tahun.
من جملة ما نصحه به رسول الله صلى الله عليه وسلم أمته قوله عليه السلام: علامة إعراض الله تعالى عن العبد اشتغاله بما لا يعنيه. وإن امرأ ذهبت ساعة من عمره في غير ما خلق له من العبادة لجدير أن تطول عليه حسرته ومن جاوز الأربعين ولم يغلب خيره عى شره فليتجهز إلى النار
Artinya, “Salah satu nasihat Rasulullah SAW untuk umatnya adalah sabdanya, ‘Salah satu tanda Allah telah berpaling dari hamba-Nya adalah kesibukan hamba yang bersangkutan pada hal yang tidak perlu baginya. Sungguh, seseorang yang berlalu sesaat dalam usianya untuk selain ibadah yang menjadi tujuan penciptaannya, maka layak menjadi penyesalan panjang baginya. Orang yang melewati usia 40 tahun, dan kebaikannya tidak melebihi keburukannya, hendaklah ia menyiapkan diri untuk neraka.” 2
Keterangan Imam Al-Ghazali ini bukan menganjurkan seseorang untuk bertindak ugal-ugalan sebelum usia 40 tahun. Keterangan ini juga bukan berarti menutup kemungkinan husnul khatimah bagi mereka yang telah berusia 40 tahun ke atas. Angka 40 tahun ini merupakan catatan untuk berpikir lebih proporsional atau titik balik untuk berbenah dan meningkatkan produktivitas dalam pelbagai bidang kehidupan yang positif.
Penulis : Budi Diansyah