Ikhlas, Rahmat Titipan Allah pada Hati Orang yang dicintainya

Menurut Imam Abu Hamid al Ghazali dalam kitab Qami’u al Thugyan, ikhlas merupakan segala sesuatu yang disertai dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dari segala bentuk ketidak murnian

الإخلاص هو ان يكون غرضه مخض التقرب الى الله تعالى

“Ikhlas adalah apa yang ada dalam tujuan amal murni untuk mendekatkan diri kepada Allah”.

Syaikh Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al-Qusyairi An-Nasyaiburi dalam kitabnya yang terkenal dalam ilmu tasawuf Risalah Qusyairiyah, mendefinisikan ikhlas adalah penunggalan al-Haqq dalam mengarahkan semua orientasi ketaatan, hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah semata.

Ikhlas adalah rahasia antara Allah dan hambanya, tidak ada malaikat yang mengetahui dan bisa mencatatnya, tidak ada setan yang bisa tahu dan merusaknya, juga tidak ada hawa nafsu yang mengetahui lalu menyodongkannya. Pengertian menurut Syekh al-Junaidi al-Baghdadi ini merujuk pada hadis yang disabdakan Nabi Muhammad SAW

سالت جبريل عليه السلام عن الإخلاص، ما هو، فقال جبريل عليه السلام. سالت رب العزة تبارك وتعالى عن الإخلاص، ما هو، فقال رب العزة تبارك و تعالى : الإخلاص سر من سري او دعته قلب من احببت من عبا دي

“Saya (Nabi) bertanya kepada Jibril tentang makna ikhlas. Apakah ikhlas itu? Aku (Jibril) telah menanyakan hal itu kepada Tuhan, dan Dia menjawab: Ikhlas itu merupakan salah satu Rahasia-Ku, yang aku tempatkan di hati hamba-hamba Ku yang aku cintai”.

Betapa beruntungnya manusia yang diberi anugerah keihklasan dalam beramal, beribadah, bekerja, karena pasti dicintai oleh Allah SWT juga meraih kemanfaatan dan kebahagiaan. Begitu pula orang yang mencintai agama harus benar-benar tulus dan ikhlas. Ikhlas itu hubungan manusia dengan Allah, karena itulah  sifat ikhlas memang harus betu-betul dilawan, sampai tidak ada yang tahu satu pun kecuali Allah dan tidak perlu untuk ditampak-tampakkan. Ihklas juga merupakan suasana kewajiban yang mencerminkan motivasi batin kearah beribadah kepada Allah dan ke arah membersihkan hati dari perbuatan yang tidak menuju kepada Allah.

Baca Artikel Lainnya:  Meyakini Takdir Allah adalah Terbaik

Seperti dalil Allah di QS. Yunus (10):105

وَاَنْ اَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۚ وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Dan (aku telah diperintah), “Hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan jangan sekali-kali engkau termasuk orang yang musyrik.”

Maksud ayat tersebut, yaitu ikhlaslah dalam beribadah, ikhlaskanlah ibadahmu hanya kepada Allah semata dengan hati yang tulus dan hati yang menyimpang dari kemusyrikan. Kebaikan dan kemudaratan hanyalah bersumber dari Allah semata, tiada seorang pun yang bisa menyekutui-Nya dalam hal ini. Dialah yang berhak disembah dan carilah kebaikan sepanjang hidup kalian, carilah karunia-karunia Tuhan, karena sesungguhnya Allah mempunyai satu di antara banyak rahmat yang hanya dapat diberikan oleh siapa yang dicintai dan dikehendaki-Nya, yaitu Ikhlas.

Sufi besar dari Mesir yang hidup di abad 3 H, Syekh Dzunnun al Misri mendefinisikan ada tiga tanda-tanda orang ikhlas

ثلاث من علامات الإخلاص : إستوا لمدح والذم من العامة، و نسيان رؤية العمل فى الاعمال و نسيان إعتضاء ثواب العمل فى الاخرة

“Ada tiga tanda keihklasan seseorang: 1. Akan bersikap sama saja terhadap pujian dan celaan orang. 2. Melupakan pekerjaan baiknya kepada orang lain dan, 3. Tidak berharap dan melupakan kerja baiknya untuk memperoleh pahala di akhirat”.

Semua itu tidak bisa dilakukan seketika, semua perlu latihan, latihan dan latihan. Sampai kapan? Ya, sampai mati dan selama kita hidup, karena keihklasan harus dilawan dan juga membutuhkan hati yang benar-benar lembut, tidak semua orang bisa memilikinya.

Perumpamaan orang beramal ikhlas itu seperti akar pohon, pohon yang akarnya kuat pasti tidak akan goyah dan roboh meskipun dihantam oleh kencangnya angin. Jerih payah akar yang berada di dalam tanah, tidak terlihat bahkan tidak pernah dipikirkan oleh siapapun. Tetapi, akar tetap setia dan selalu berusaha untuk kehidupan pohon agar menjadi tanaman yang sempurna, dan elok dipandang karena kesuburannya.

Baca Artikel Lainnya:  Bekal Penting dalam Memelihara Al-Qur’an

Seketika pohon tumbuh dan berdiri kokoh layaknya bangunan, daun-daun menghijau penuh kebahagiaan, bunga pun bermekaran indah layaknya bidadari nan rupawan, yang semuanya itu tidak terlepas dari perjuangan sang akar di dalam tanah. Akar pun puas tersenyum bahagia di dalam tanah karena berhasil dengan sempurna menumbuhkan pohon, daun dan bunga tanpa menampakkan dirinya yang jauh dari pujian serta sanjungan.

Itulah gambaran orang ikhlas dia tidak akan menampak-nampakkan kebaikannya dan selalu menyembunyikannya di dalam hati. Oleh karena itu, tidak semua orang bisa melakukannya, Allah titipkan kepada hati seseorang yang dicintainya dan orang yang benar-benar ikhlas beramal hanya ingin Allah yang mengetahui dan membalas amal perbuatannya.

 

Penulis : Zumrotus Shofa

Share this post:
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp