Kiat-kiat Menggapai Lailatul Qadar – Allah Swt telah mengkaruniakan nikmat dalam setiap waktu dan tempat tertentu yang memiliki hikmah-hikmah tertentu. Salah satu peristiwa yang sangat dirindukan seorang Muslim atas karunia Allah tersebut adalah datangnya bulan Ramadhan. Sebab, di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan & kemuliaan tersendiri dibandingkan bulan lainnya. Lailatul Qadar menjadi peristiwa yang menyempurnakan kemuliaan setiap Ramadhan. Malam ini juga bisa disebut turunnya Al-Qur’an atau Nuzulul Qur’an.
Sejarah singkat adanya Lailatul Qadar dimulai dari cemburunya Nabi Muhammad kepada Nabi-nabi terdahulu yang rerata memiliki umur lebih panjang dibandingkan umatnya sekarang. Nabi Nuh umurnya 1000 tahun kurang 50, yang berarti 950 tahun. Nabi Ibrahim dan beberapa nabi terdahulu pun berumur panjang. Lalu Allah SWT merespons keresahan Nabi Muhammad tersebut dengan memberi bonus Lailatul Qadar yang nilainya sama dengan 1000 tahun.
Penentuan datangnya Lailatul Qadar sendiri tidak dapat diprediksi, para ulama’ juga memiliki pendapat yang berbeda-beda terkait ini. Akan tetapi, para ulama sepakat dan meyakini bahwa bersamaan dengan Nuzulul Qur’an jatuh pada tanggal 17 Ramadhan. Mengutip dari ayat tentang perang Badar yang berkaitan dengan turunnya Al-Qur’an :
وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِ
“…Dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan….” 1
Namun bagaimanapun Rasulullah menyuruh agar mencari Lailatul Qadar di 10malam terakhir. Jika kita yakin memperoleh keistimewaan tersebut maka yakin saja bisa menggapainya. Seperti keyakinan Rasulullah ketika meminta pertama kali adanya Lailatul Qadar.
Adapun mengutip pendapat dari Gus Baha’ ulama’ asal Rembang Jawa tengah yakni, untuk menghargai Al-Qur’an dan Hadits, kita mesti mengambil yang tengah-tengah. Dalam Al-Qur’an, petunjuk itu tak disertai tanggal.
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an…” 2
Beliau menjelaskan, ayat tersebut masih bermakna umum, bukan tanggal tertentu. Tak heran bila ada ulama yang berpendapat bahwa Lailatul Qadar bisa dimulai sejak tanggal 1 Ramadhan. Menurutnya, yang dimaksud dengan sungguh-sungguh itu berarti klimaks. Kalau ingin klimaks, berarti mulainya harus dari tanggal 1 Ramadhan.
Menurut Gus Baha’ dalam Hadits tentang Lailatul Qadar menampilkan pesan bahwa Nabi bersungguh-sungguh di sepuluh akhir. Yang seharusnya digaribawahi adalah kesungguhannya itu, bukan pencariannya. Tak ada hadits yang mengharuskan kita mencari Lailatul Qadar tanggal 21 Ramadhan.
Untuk menggapai keberkahan Lailatul Qadar menurut Gus Baha’ bisa dimulai dari beramal sholeh yang biasa-biasa saja, “Kelas ringan” yang penting tidak maksiat yakin bisa menggapai. Dalam hadis Rasulullah Saw disebutkan :
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni”3
Jadikan Lailatul Qadar sebagai bentuk Rahmat Allah Swt kepada kita untuk menggantikan umur umat Rasulullah yang tak sepanjang umur orang-orang zaman terdahulu. Sekali lagi, jika bersungguh-sungguh selama bulan Ramadhan akan menggapai Lailatul Qadar maka yakin akan mendapatkannya. Kiat-kiat Menggapai Lailatul Qadar .
Wallahu A’lam.
(Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim Gondang-Mojokerto)