Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Putri Modern Mojokerto – Abdullah ibnu Al Mubarak bin Wadlih Al Handzali Al Marwazi, atau yang lebih dikenal sebagai Ibnul Mubarak, adalah seorang ulama terkemuka yang lahir di kota Marwa, Khurasan, pada tahun 118 H. Menurut Syamsuddin az-Zahabi dalam kitab Siyar A’lam an-Nubala (Jilid 8, halaman 379), beliau dikenal luas akan keilmuannya yang mendalam, kesalehannya, serta gaya hidupnya yang sederhana dan menjauhi duniawi (zuhud).
Ayah Ibnul Mubarak, Al Mubarak, berdarah Turki, sementara ibunya berasal dari Khwarezmia (kini dikenal sebagai Khiva), yang dahulu merupakan bagian dari Khurasan atau wilayah barat Uzbekistan. Ibnul Mubarak dibesarkan dalam keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai ketakwaan.
Daftar isi
TogglePerjalanan Panjang dalam Menuntut Ilmu
Sejak usia muda, Ibnul Mubarak menunjukkan kecerdasan luar biasa dan semangat belajar yang tinggi. Ia mulai mendalami ilmu agama dari ayahnya dan para ulama di Marwa. Namun, dahaga ilmunya tak terhenti di sana. Beliau berkeliling ke berbagai pusat ilmu di dunia Islam, seperti Basrah, Baghdad, dan Damaskus, untuk berguru kepada ulama-ulama besar. Guru pertamanya adalah Rabi’ bin Anas al-Kharasyi, yang ditemuinya di penjara dan darinya ia mendengar sekitar 40 hadits. Pada tahun 141 H, beliau melanjutkan perjalanannya, mengumpulkan hadits dari para tabi’in yang ditemuinya.
Syamsuddin az-Zahabi, dalam Siyar A’lam an-Nubala, mencatat bahwa Ibnul Mubarak menimba ilmu dari lebih dari 4.000 ulama. Imam Ahmad bin Hanbal pun mengakui kegigihan beliau dalam mencari ilmu, menyatakan bahwa pada masanya, tak ada seorang pun yang lebih giat menuntut ilmu melebihi Ibnul Mubarak. Beliau menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk belajar, rela menjelajahi berbagai negeri demi menimba ilmu.
Daftar Guru Pilihan
Di antara ribuan gurunya, terdapat nama-nama besar dari kalangan tabi’in dan ulama lainnya
Dari Kalangan Tabi’in: Sulaiman at-Taimi, ‘Ashim al-Ahwal, Humaid at-Tawwal, Hisyam bin ‘Urwa, al-Jariri, Ismail bin Abi Khalid, al-A’masy, Buraidah bin Abdullah bin Abi Burdah, Khalid al-Khudhari, Yahya bin Sa’id al-Anshari.
Ulama Lainnya: Abdullah bin Aun, Musa bin Uqbah, Ajlajah al-Kindi, Husain al-Mu’allim, Hanzhalah as-Sadusi, Huyawah bin Syarih al-Misri, Kahmas, al-Auza’i, Abu Hanifah, Ibnu Juraij, Ma’mar, at-Tsauri, Syu’bah, Ibnu Abi Dzi’b, Yunus al-Ili, al-Hammadan, Malik, al-Laits, Ibnu Lahi’ah, Hisyam, Ismail bin ‘Iyasy, Ibnu ‘Uyainah, dan Baqi’ bin al-Walid.
Mengarungi Dunia demi Ilmu
Perjalanan dan pengembaraan Ibnul Mubarak tak berhenti sampai akhir hayatnya, semuanya demi mencari ilmu. Beliau singgah di berbagai kota seperti di Irak, Suriah, Hijaz, dan Yaman. Di Irak, beliau belajar dari ulama besar seperti Sufyan ats-Tsauri, Malik bin Anas, dan Abu Hanifah. Di Suriah, beliau berguru kepada Yahya bin Sa’id al-Anshari, Abu Hazim al-A’raj, dan Malik bin Dinar. Di Hijaz, di antara gurunya adalah Urwah bin Zubair, dan di Yaman, beliau menimba ilmu dari Syu’bah bin al-Hajjaj dan Hammad bin Zaid.
Kesaksian Para Ulama tentang Abdullah Ibnu Mubarak
Sosok Ibnul Mubarak digambarkan oleh para ulama sezamannya sebagai seorang ulama dan ahli hadits yang memiliki akhlak yang sangat mulia. Ismail bin Iyas, salah seorang sahabatnya, memuji kedermawanan Ibnul Mubarak. Ia bahkan menceritakan pengalamannya menemani Ibnul Mubarak dari Mesir ke Mekkah. Ismail berkata, “Tidak ada orang lain di dunia yang seperti Ibnul Mubarak. Saya tidak tahu ada sifat baik apa pun yang Allah ciptakan kecuali Dia telah memberikannya kepada Abdullah bin al-Mubarak. Teman-teman saya pernah bercerita kepada saya bahwa mereka pernah menemaninya dari Mesir ke Makkah. Ibnu al-Mubarak memberi mereka makan roti kismis, padahal dia berpuasa sepanjang tahun.”
Selain itu, Ibnul Mubarak juga dikenal sebagai ulama yang saleh, zuhud, dan senantiasa rendah hati. Meskipun memiliki kedudukan mulia, beliau tak pernah merasa lebih baik dari orang lain. Keutamaan beliau diakui banyak pihak. Ali bin Shiddiq, melalui kesaksian Ali bin Zaid al-Fara’idi, menyebut Ibnul Mubarak sebagai sosok paling mulia yang pernah ditemui. Abu Asma’, ulama hadits lainnya, bahkan membandingkan Ibnul Mubarak dengan Amirul Mukminin di antara manusia.
Kedermawanan yang Tiada Tara
Kisah kedermawanan Ibnul Mubarak juga banyak diceritakan. Umar bin Hufazh As-Sufi dari Manbij mengisahkan bahwa Ibnul Mubarak sangat dermawan, terutama kepada kaum fakir miskin. Suatu ketika, dalam perjalanan dari Baghdad ke Misis, beliau bertemu sekelompok sufi yang sedang kesulitan. Ibnul Mubarak langsung menawarkan bantuan, menafkahi mereka sepanjang perjalanan, bahkan membagikan uang secara merata kepada para sufi.
Muhammad bin Ali bin Al-Hasan bin Syaqiq juga menceritakan bagaimana Ibnul Mubarak selalu menemani saudara-saudaranya dari Merv untuk menunaikan ibadah haji. Beliau menanggung seluruh biaya perjalanan dan kebutuhan mereka, mulai dari makanan lezat, hidangan penutup, hingga pakaian bagus selama di Mekkah. Setelah haji selesai, beliau tak lupa menanyakan apa saja yang diminta keluarga mereka untuk dibeli di Mekkah, kemudian membelikan barang-barang tersebut. Beliau juga menanggung biaya perjalanan pulang hingga mereka tiba kembali di Merv. Setibanya di Merv, Ibnul Mubarak bahkan mengecat rumah dan pintu para jamaah haji, lalu mengadakan jamuan makan besar dan memberikan mereka pakaian setelah tiga hari.
Baca juga Hukum Fiqih Patungan Hewan Qurban
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto merupakan pondok pesantren yang memberikan pendidikan agama yang mendalam, dengan pendekatan yang hangat dan penuh perhatian terhadap perkembangan karakter.Jika Anda sedang mencari pondok pesantren yang memberikan pendidikan agama yang mendalam, dengan pendekatan yang hangat dan penuh perhatian terhadap perkembangan karakter, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto – Jawa Timur bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan lingkungan yang mendukung dan pengasuhan yang penuh empati, pesantren ini fokus membentuk santri menjadi pribadi yang berakhlak mulia, mandiri, dan cinta Al-Qur’an. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi Pondok Pesantren Al Jihadul Chakim melalui WhatsApp di nomor 0811-3600-074 atau 0811-3055-5556.




