Kisah Abu Jahal Pernah Selamatkan Nabi Muhammad

Pondok Tahfidzul Qur’an Putri Terdekat Mojokerto – Di usia yang baru menginjak enam tahun, Muhammad kecil sudah menghadapi duka mendalam dengan wafatnya kedua orang tua. Peran pengasuhan kemudian beralih kepada kakeknya, Abdul Muthalib. Pada masa asuhan inilah terjadi sebuah peristiwa yang memilukan sekaligus menakjubkan: Muhammad kecil tersesat. Bagaimana detail kisahnya?

Syekh Nawawi Banten, dalam tafsirnya Marahul Labid, mengutip riwayat dari Ibnu Abbas yang mengisahkan bagaimana Nabi Muhammad SAW tersesat di jalanan Kota Mekkah. Riwayat ini menggambarkan kepanikan Abdul Muthalib, sang kakek, ketika kehilangan cucunya, serta bagaimana Abu Jahal mengembalikan Muhammad SAW kepada kakeknya, dan kisah menakjubkan yang dialami Abu Jahal bersama Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah riwayat lengkapnya:

 

وروي عن ابن عباس أن النبي صلّى الله عليه وسلّم ضل في شعاب مكة وهو صبي فتعلق عبد المطلب بأستار الكعبة وقال

يا رب رد ولدي محمدا … اردده رب واصطنع عندي يدا

فما زال يردد هذا عند البيت حتى أتاه أبو جهل على ناقة ومحمد بين يديه، وهو يقول: لا تدري ماذا ترى من ابنك، فقال عبد المطلب ولم قال: إني أنخت الناقة وأركبته من خلفي فأبت الناقة أن تقوم، فلما أركبته أمامي قامت الناقة، وكانت تقول: يا أحمق هو الإمام فكيف يقوم خلف المقتدي

 

Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW saat kecil dulu pernah tersesat di jalan Makkah. Abdul Muthalib bergelantung pada penutup (astar) Ka’bah seraya berdoa dengan bait syair yang berbunyi:

 

يا رب رد ولدي محمدا # اردده رب واصطنع عندي يدا

 

“Hai Tuhanku, kembalikan anaku Muhammad. Kembalikanlah dia wahai Tuhanku, dan jadikan kekuatan dia di sisiku.”

Abdul Muthalib tidak henti-hentinya mengulang-ulang bait syair ini di samping Baitullah sampai Abu Jahal mendatanginya dengan menaiki unta bersama Muhammad di depannya. Kemudian Abu Jahal berkata:

“Engkau tidak tahu, apa yang mengherankan dari putramu?

“Kenapa?”, kata Abdul Muthalib.

“Aku menderumkan onta, kemudian Muhammad aku naikkan di belakangku, namun ontanya enggan berdiri. Setelah Muhammad aku naikkan di depanku, baru ontanya mau berdiri. Seakan-akan ontanya berkata: ‘Hai orang dungu, dia (Muhammad) adalah seorang Imam, kenapa imam di belakang pengikut atau makmumnya?’, demikian menjelaskan Abu Jahal.” (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsîrul Munîr li Ma’âlimit Tanzîl, [Surabaya, Al-Hidayah], juz II, halaman 452).

Pelajaran Berharga dari Kisah Ini

Dari riwayat yang mengagumkan ini, beberapa pemahaman penting dapat kita ambil:

Cinta Mendalam Abdul Muthalib: Kisah ini menunjukkan betapa besar kecintaan Abdul Muthalib terhadap Muhammad SAW. Meskipun seorang pemimpin kaum Quraisy, kesedihan dan rasa kehilangan yang ia tunjukkan begitu mendalam.

Sisi Lain Abu Jahal: Meskipun di kemudian hari Abu Jahal dikenal sebagai penentang keras Nabi Muhammad SAW, peristiwa ini memperlihatkan bahwa ia memiliki sisi kebaikan, atau setidaknya pernah melakukan perbuatan baik.

Keistimewaan Nabi Sejak Dini: Sejak usia belia, Nabi Muhammad SAW sudah menampakkan keajaiban dan tanda-tanda kenabian. Keajaiban yang disaksikan langsung oleh Abu Jahal ini merupakan isyarat jelas bahwa beliau akan menjadi sosok luar biasa, manusia terbaik, teladan umat, dan penuntun menuju keselamatan dunia dan akhirat.

Wallahu a’lam.

Baca juga Kisah Tiga Sahabat yang Masuk Islam di Bulan Safar, Hidayah dari Raja Nasrani

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto merupakan pondok pesantren yang memberikan pendidikan agama yang mendalam, dengan pendekatan yang hangat dan penuh perhatian terhadap perkembangan karakter.Jika Anda sedang mencari pondok pesantren yang memberikan pendidikan agama yang mendalam, dengan pendekatan yang hangat dan penuh perhatian terhadap perkembangan karakter, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto – Jawa Timur bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan lingkungan yang mendukung dan pengasuhan yang penuh empati, pesantren ini fokus membentuk santri menjadi pribadi yang berakhlak mulia, mandiri, dan cinta Al-Qur’an. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi Pondok Pesantren Al Jihadul Chakim melalui WhatsApp di nomor 0811-3600-074 atau 0811-3055-5556.