Kisah Mukjizat Rasulullah Sembuhkan Sahabat yang Buta Berkat Kuasa Ilahi

Pesantren Tahfidzul Qurโ€™an Putri Modern Mojokerto – Mukjizat, karunia luar biasa dari Allah SWT kepada para nabi dan rasul, berfungsi sebagai bukti otentik kebenaran misi kenabian mereka. Di antara segudang mukjizat yang dianugerahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, kemampuan beliau dalam menyembuhkan penyakit menjadi salah satu yang paling mengagumkan. Sebuah kisah yang terkenal menggambarkan mukjizat ini adalah penyembuhan seorang sahabat yang mengalami kebutaan. Kisah ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam at-Thabrani, yaitu

ุนูŽู†ู’ ุญูุจููŠุจ ุจู’ู†ู ููุฏูŽูŠู’ูƒู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽุจูŽุงู‡ู ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุจูู‡ู ุฅู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุนูŽูŠู’ู†ูŽุงู‡ู ู…ูุจู’ูŠูŽุถู‘ูŽุชูŽุงู†ู ู„ุงูŽ ูŠูุจู’ุตูุฑู ุจูู‡ูู…ูŽุง ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุงุŒ ููŽุณูŽุฃูŽู„ูŽู‡ู: ู…ูŽุง ุฃูŽุตูŽุงุจูŽู‡ูุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูƒูู†ู’ุชู ุฃูู…ูŽุฑูู‘ู†ู ุฌูŽู…ูŽู„ููŠู’ ููŽูˆูŽุถูŽุนูŽุชู’ ุฑูุฌู’ู„ููŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุจูŽูŠู’ุถู ุญูŽูŠู‘ูŽุฉู ููŽุฃูุตููŠุจูŽ ุจูŽุตูŽุฑููŠุŒ ููŽู†ูŽููŽุซูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ูููŠ ุนูŽูŠู’ู†ูŽูŠู’ู‡ู ููŽุฃูŽุจู’ุตูŽุฑูŽ. ููŽุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู‡ู ูŠูุฏู’ุฎูู„ู ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุทูŽ ูููŠ ุงู„ุฅูุจู’ุฑูŽุฉู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู„ุงูŽุจู’ู†ู ุซูŽู…ูŽุงู†ููŠู†ูŽ ุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุนูŽูŠู’ู†ูŽูŠู’ู‡ู ู„ูŽู…ูุจู’ูŠูŽุถู‘ูŽุชูŽุงู†ูย 

Artinya, โ€œDari Hubaib bin Fudaik, bahwa suatu ketika dia bersama ayahnya pergi mendatangi Rasulullah dan kedua mata ayahnya berwarna putih sehingga ia tidak bisa melihat apa pun. Kemudian nabi bertanya: โ€˜Apa yang telah menimpanya?โ€™ Ia menjawab: โ€˜Suatu ketika aku melatih kudaku, dan tanpa sengaja kakiku menginjak telur ular, lantas ular tersebut menyengat mataku.โ€™ Kemudian Rasulullah meniup kedua matanya, dan dia langsung bisa melihat. Kemudian aku melihat dia bisa memasukkan benang pada jarum pada usia 80 tahun dan kedua matanya tetap berwarna putih.โ€

Sahabat Buta yang Disembuhkan Berkat Kuasa Ilahi

Kisah yang diriwayatkan dalam berbagai hadis sahih, termasuk oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya, mengisahkan suatu peristiwa menyentuh. Suatu ketika, Qatada bin Nu’man, seorang sahabat Nabi, menderita kebutaan pada salah satu matanya setelah tertusuk anak panah dalam pertempuran. Kesedihan mendalam menyelimuti Qatada akibat kehilangan penglihatannya, mendorongnya untuk mencari pertolongan Rasulullah SAW.

Dalam riwayat Abu Yaโ€™la al-Mushili, dari Qatadah bin Nuโ€™man, ia berkata:

ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุจููˆ ูŠูŽุนู’ู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุตูู„ููŠู‘ู: ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุนูŽู†ู’ ุนูŽุงุตูู…ู ุนูŽู†ู’ ู‚ูŽุชูŽุงุฏูŽุฉูŽ ุจู’ู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูุนู’ู…ูŽุงู†ู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ุฃูุตููŠุจูŽุชู’ ุนูŽูŠู’ู†ูู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุจูŽุฏู’ุฑูุŒ ููŽุณูŽุงู„ูŽุชู’ ุญูŽุฏูŽู‚ูŽุชูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ูˆูŽุฌู’ู†ูŽุชูู‡ูุŒ ููŽุฃูŽุฑูŽุงุฏููˆุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ู’ุทูŽุนููˆู‡ูŽุง ููŽุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ู„ุงูŽ ููŽุฏูŽุนูŽุง ุจูู‡ูุŒ ููŽุบูŽู…ูŽุฒูŽ ุญูŽุฏูŽู‚ูŽุชูŽู‡ู ุจูุฑูŽุงุญูŽุชูู‡ูุŒ ููŽูƒูŽุงู†ูŽ ู„ุงูŽ ูŠูŽุฏู’ุฑููŠ ุฃูŽูŠู‘ูŽ ุนูŽูŠู’ู†ูŽูŠู’ู‡ู ุฃูุตููŠุจูŽุชู’ย 

Artinya, โ€œTelah berkata Abu Yaโ€™la al-Mushili: Telah meriwayatkan kepada kita Abdurrahman dari Ashim dari Qatadah bin Nuโ€™man, bahwa suatu ketika matanya terkena senjata saat perang Badar hingga bola matanya bergelantungan di pipinya. Semula para sahabat hendak memotongnya, namun mereka menanyakan terlebih dahulu kepada nabi. Kemudian nabi berkata: Jangan dipotong. Lalu nabi memanggilnya dan mengembalikan bola matanya dengan telapak tangan nabi, bahkan sampai-sampai Qatadah pun tidak tahu mata mana yang sebelumnya terluka.โ€

Tanpa ragu, Rasulullah SAW mengambil mata Qatada yang terluka dan dengan lembut memasukkannya kembali ke soket mata. Beliau kemudian memanjatkan doa tulus kepada Allah SWT demi kesembuhan sahabatnya. Tak lama setelah doa tersebut, mata Qatada pulih sepenuhnya, bahkan disebutkan bahwa penglihatannya menjadi lebih tajam dari sebelumnya.

Refleksi dari Mukjizat Penyembuhan

Peristiwa penyembuhan Qatada bin Nu’man menyimpan pelajaran berharga bagi umat Islam

Kemahakuasaan Allah SWT: Mukjizat ini secara gamblang menunjukkan betapa Agung dan Berkuasanya Allah SWT, yang sanggup melakukan segala sesuatu, termasuk menyembuhkan penyakit yang dianggap mustahil oleh akal manusia.

Pengukuhan Kenabian Rasulullah SAW: Kisah ini memperkuat keyakinan kaum Muslimin terhadap kerasulan Muhammad SAW. Mukjizat yang dianugerahkan kepada beliau adalah bukti konkret kebenaran risalah yang dibawanya.

Dahsyatnya Kekuatan Doa: Mukjizat ini juga mengajarkan kita tentang potensi luar biasa dari doa. Doa Rasulullah SAW, yang dipanjatkan dengan keikhlasan dan keyakinan penuh, dikabulkan oleh Allah SWT.

Cinta Kasih Rasulullah SAW: Kisah ini memancarkan kasih sayang Rasulullah SAW yang begitu besar kepada para sahabatnya. Beliau senantiasa berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka, baik untuk urusan dunia maupun akhirat.

Ragam Mukjizat Rasulullah SAW Lainnya

Selain mukjizat penyembuhan kebutaan, Rasulullah SAW diberkahi dengan banyak mukjizat lainnya. Beberapa di antaranya meliputi keluarnya air dari sela-sela jari tangan beliau, terbelahnya bulan, hingga Al-Qur’an yang menjadi mukjizat terbesar beliau. Seluruh mukjizat ini merupakan bukti tak terbantahkan atas kenabian Muhammad SAW dan kian mengukuhkan keimanan umat Islam terhadap ajaran yang beliau sampaikan.

Baca juga Kisah Pohon Kurma Menangis Merindukan Rasulullah SAW

Pondok Pesantren Tahfidzul Qurโ€™an Al Jihadul Chakim di Mojokerto

Pondok Pesantren Tahfidzul Qurโ€™an Al Jihadul Chakim di Mojokerto merupakan pondok pesantren yang memberikan pendidikan agama yang mendalam, dengan pendekatan yang hangat dan penuh perhatian terhadap perkembangan karakter.Jika Anda sedang mencari pondok pesantren yang memberikan pendidikan agama yang mendalam, dengan pendekatan yang hangat dan penuh perhatian terhadap perkembangan karakter, Pondok Pesantren Tahfidzul Qurโ€™an Al Jihadul Chakim di Mojokerto โ€“ Jawa Timur bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan lingkungan yang mendukung dan pengasuhan yang penuh empati, pesantren ini fokus membentuk santri menjadi pribadi yang berakhlak mulia, mandiri, dan cinta Al-Qurโ€™an. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi Pondok Pesantren Al Jihadul Chakim melalui WhatsApp di nomor 0811-3600-074 atau 0811-3055-5556.