Pesantren Tahfidz Putri Terbaik Mojokerto – Setiap bulan Rabiul Awal, umat Islam di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Momen ini bukan sekadar perayaan kelahiran Nabi akhir zaman, melainkan kesempatan untuk kembali merenungi keteladanan beliau dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW lahir membawa risalah kemuliaan sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Anbiya ayat 107:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ١٠٧
wa mâ arsalnâka illâ raḫmatal lil-‘âlamîn
Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Ayat ini menegaskan bahwa kehadiran Nabi Muhammad SAW adalah anugerah besar, bukan hanya untuk umat Islam, namun juga bagi seluruh umat manusia.
Daftar isi
ToggleMaulid Nabi: Momentum Bersyukur dan Meneladani
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW seyogianya menjadi momentum untuk bersyukur kepada Allah, karena telah mengutus seorang nabi yang menjadi teladan sempurna dalam kehidupan. Beliau diutus untuk menyebarkan kasih sayang, menebar kebaikan, dan membawa manusia kepada cahaya hidayah.
Dalam kitab tafsir, para ulama seperti Imam al-Baidhawi menjelaskan bahwa kehadiran Nabi merupakan sumber kebahagiaan dunia dan akhirat. Bahkan sahabat Ibnu Abbas menegaskan: siapa yang menerima ajaran Nabi dan bersyukur atasnya akan mendapatkan kebahagiaan, sedangkan yang menolak akan merugi.
Kasih Sayang Nabi Muhammad SAW
Salah satu akhlak agung Rasulullah SAW adalah sifat kasih sayang universal. Nabi tidak hanya berbuat baik kepada kaum Muslimin, tetapi juga menunjukkan kelembutan kepada orang musyrik sekalipun.
Sejarah mencatat, ketika Nabi diusir dan dilempari batu di Thaif, malaikat menawarkan untuk membinasakan penduduknya. Namun, Nabi menolak dan justru mendoakan kebaikan bagi anak-cucu mereka.
Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi bersabda:
“Aku tidak diutus sebagai pelaknat, melainkan aku diutus sebagai rahmat.”
Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kita: meski menghadapi kebencian, beliau tetap menjawab dengan doa dan kebaikan.
Baca juga: Apa Bedanya Tahsin dan Tajwid dalam Membaca Al-Qur’an?
Sifat Pemaaf Rasulullah SAW
Selain penuh kasih sayang, Rasulullah SAW juga dikenal sebagai sosok yang pemaaf. Salah satu kisah menyentuh hati adalah peristiwa Perang Uhud, ketika paman beliau, Hamzah bin Abdul Muthallib, gugur secara tragis dibunuh oleh Wahsyi.
Walaupun peristiwa itu sangat menyakitkan, ketika Wahsyi akhirnya masuk Islam, Nabi memaafkannya. Sikap ini selaras dengan firman Allah dalam QS. Al-A’raf ayat 199:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ ١٩٩
khudzil-‘afwa wa’mur bil-‘urfi wa a‘ridl ‘anil-jâhilîn
Jadilah pemaaf, perintahlah (orang-orang) pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh.
Sifat memaafkan inilah yang membangun masyarakat damai, jauh dari dendam, serta menjadi pilar ketenteraman umat.
Hikmah yang Bisa Kita Ambil
Dari keteladanan Nabi Muhammad SAW, kita dapat mengambil beberapa pelajaran penting untuk kehidupan modern:
- Kasih sayang adalah inti dakwah – dalam rumah tangga, masyarakat, maupun interaksi sosial.
- Memaafkan adalah pintu kedamaian – dendam hanya melahirkan permusuhan, sedangkan maaf melahirkan persaudaraan.
- Meneladani akhlak Rasulullah – adalah jalan terbaik menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Penutup
Di bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, mari kita jadikan momentum ini untuk memperkuat keimanan, meningkatkan ketakwaan, serta meneladani kasih sayang dan sifat pemaaf Rasulullah. Dengan mengikuti jejak beliau, kita akan meraih keberkahan hidup di dunia sekaligus kebahagiaan hakiki di akhirat kelak.
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto merupakan pondok pesantren yang memberikan pendidikan agama yang mendalam, dengan pendekatan yang hangat dan penuh perhatian terhadap perkembangan karakter.Jika Anda sedang mencari pondok pesantren yang memberikan pendidikan agama yang mendalam, dengan pendekatan yang hangat dan penuh perhatian terhadap perkembangan karakter, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto – Jawa Timur bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan lingkungan yang mendukung dan pengasuhan yang penuh empati, pesantren ini fokus membentuk santri menjadi pribadi yang berakhlak mulia, mandiri, dan cinta Al-Qur’an.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi Pondok Pesantren Al Jihadul Chakim melalui WhatsApp di nomor 0811-3600-074 atau 0811-3055-5556, atau kunjungi tautan berikut: https://aljihadulchakim.sch.id/bio