Nikmat Allah Tidak Terbatas

Membahas nikmat yang Allah swt berikan, sama halnya membahas sesuatu yang tidak akan pernah selesai. Sebab Allah sendiri selalu mencurahkan nikmat terhadap hamba-Nya. Karena begitu banyak nikmat yang diberikan, maka tidak bisa dihitung jumlah dan bentuknya. Manusia hanya bisa menerima, menjalankan, mensyukuri, atau ada pula yang mengingkari.

Nikmat Allah tidak terbatas pada makanan, minuman, dan harta. Namun nikmat Allah sangatlah banyak. Nikmat kesehatan, nikmat waktu yang luang, nikmat hidayah, nikmat Islam dan Iman, nikmat keluarga, nikmat anak, nikmat berkumpul dengan orang-orang sholeh, nikmat silaturahmi, dan lain sebagainya. Semua itu adalah nikmat yang harus disyukuri.

Barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka Allah Swt akan menambah nikmat, dan barangsiapa yang mengingkari nikmat Allah, maka Allah Swt akan mendatangkan azab bagi. Allah ta’ala berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah), tatkala Rabbmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kalian bersyukur, maka Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” 1

Imam Fakhruddin ar-Razi menjelaskan, ketidakmampuan manusia menghitung nikmat yang diterimanya disebabkan semua manfaat dan kenyamanan yang dinikmati oleh tubuhnya, yang digunakan untuk menarik manfaat dan menolak keburukan, nikmat yang Allah ciptakan di muka bumi kemudian menjadikan manusia merasa senang, nyaman dan tentram, demikian pula setiap hal yang menjadikan seseorang terhindar dari maksiat, semua itu adalah nikmat. Semua manfaat yang ada di muka bumi atau yang menjadi media untuk meraihnya, sejatinya adalah nikmat. Sebab, dengan adanya manfaat atau media kemanfaatan tersebut seseorang menjadi lebih semangat melakukan ketaatan dan mendekat diri kepada-Nya. Imam ar-Razi mengatakan:

Baca Artikel Lainnya:  Selamat Datang Bulan Maulud

فَثَبَتَ أَنَّ جَمِيعَ مَخْلُوقَاتِهِ سُبْحَانَهُ نِعَمٌ عَلَى الْعَبِيدِ

Artinya, “Maka dipastikan, semua ciptaan Allah subhanâhu wa ta’âlâ adalah nikmat bagi hamba-Nya.” 2

Sudah jelas bahwa semua nikmat yang Allah berikan sangat banyak, sangat rinci, dan begitu luas tidak mampu manusia hitung dengan detail pula. Lantas bagaimana cara mensyukurinya? Mensyukuri semua nikmat yang diberikan oleh Allah adalah bagian yang sangat penting untuk dilakukan manusia, baik mensyukuri nikmat secara global atau dengan detail. Bersyukur adalah bagian dari manifestasi keimanan kepada Allah Sang Maha Pemberi, serta sebagai bukti ketaatan pada perintah-Nya. Dalam Al-Qur’an Allah memerintahkan manusia untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan dan melarang mengingkarinya:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya, “Maka ingatlah kalian kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu; dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengufuri-Ku.” 3

 

Penulis : Budi Diansyah

Footnotes

  1. QS. Ibrahim: 7
  2. Fakhruddin ar-Razi, Tafsîr Mafâtîhul Ghaib, [Beirut, Dârul Ihyâ’-it Turâtsi, 1998], juz III, halaman 474
  3. QS Al-Baqarah: 152)