Pondok Tahfidzul Qur’an Putri Terbaik Mojokerto – Pancasila merupakan dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang berperan sebagai pemersatu rakyat dari beragam suku, budaya, bahasa, dan agama. Dalam kalender nasional, masyarakat Indonesia mengenal dua momentum penting yang erat kaitannya dengan Pancasila, yaitu Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni dan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober.
Meski sama-sama berhubungan dengan ideologi bangsa, kedua hari peringatan ini sangat berbeda dalam latar belakang sejarah, makna, hingga status liburnya. Namun, faktanya masih banyak masyarakat, termasuk pelajar dan mahasiswa, yang tertukar dalam memahaminya. Oleh karena itu, memahami perbedaan Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila menjadi sangat penting agar kita tidak keliru dalam memperingati.
Daftar isi
ToggleSejarah Hari Lahir Pancasila
Hari Lahir Pancasila diperingati setiap 1 Juni untuk mengenang pidato bersejarah Ir. Soekarno pada tahun 1945. Saat itu, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) sedang bersidang untuk merumuskan dasar negara.
Dalam sidang tersebut, Soekarno menyampaikan gagasan tentang lima prinsip dasar yang kemudian dinamakan Pancasila. Lima dasar tersebut menjadi fondasi berdirinya negara Republik Indonesia dan diterima sebagai pedoman bangsa. Berawal dari pidato itulah, lahir ideologi pemersatu di tengah keberagaman masyarakat nusantara.
Perjalanan pengakuan resmi Hari Lahir Pancasila sendiri memerlukan waktu yang panjang. Baru pada tahun 2016, Presiden Joko Widodo menetapkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 24 Tahun 2016 yang mengesahkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Setahun kemudian, tepatnya 2017, pemerintah menetapkannya sebagai hari libur nasional.1
Hari Lahir Pancasila menjadi momen refleksi atas lahirnya ideologi pemersatu bangsa dan pengingat bahwa dasar negara ini lahir dari dialektika sejarah yang penuh perjuangan.
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila
Berbeda dengan Hari Lahir Pancasila, Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap 1 Oktober. Latar belakangnya berhubungan langsung dengan salah satu tragedi politik paling kelam dalam sejarah Indonesia, yaitu Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI).
Pada saat itu, PKI (Partai Komunis Indonesia) melakukan pemberontakan dengan tujuan mengganti ideologi negara dan dasar Pancasila dengan ideologi komunis. Pemberontakan ini menelan korban tujuh perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang kemudian dikenal sebagai Pahlawan Revolusi.
Usai tragedi tersebut, pemerintah menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa Pancasila adalah ideologi yang sakti karena mampu bertahan dari rongrongan ideologi lain yang berusaha menggantikannya.
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta, hingga kini menjadi tempat utama upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Melalui peringatan ini, bangsa Indonesia diajak untuk mengingat kembali bagaimana Pancasila tetap tegak meski menghadapi ancaman besar.
Berbeda dengan Hari Lahir Pancasila, Hari Kesaktian Pancasila bukan hari libur nasional, melainkan hari peringatan nasional yang diisi dengan refleksi sejarah, renungan, dan upacara bendera.
Baca juga: Belajar Nilai Kebangsaan dari Peringatan G30S PKI
Perbedaan Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila
Untuk lebih memahami perbedaannya, mari lihat tabel berikut:
Aspek | Hari Lahir Pancasila (1 Juni) | Hari Kesaktian Pancasila (1 Oktober) |
---|---|---|
Latar Belakang | Pidato Soekarno di Sidang BPUPKI (1945) yang melahirkan Pancasila | Pasca G30S/PKI 1965 yang mengancam eksistensi Pancasila |
Makna | Awal lahirnya ideologi pemersatu bangsa | Keteguhan Pancasila bertahan dari ancaman ideologi komunis |
Status | Libur nasional (sejak 2017) | Bukan libur nasional |
Fokus Peringatan | Momen historis lahirnya dasar negara | Momen meneguhkan kesaktian dan kekuatan Pancasila |
Sifat Peringatan | Refleksi filosofis dan sejarah | Renungan perjuangan dan pengorbanan pahlawan |
Dari tabel tersebut, jelas terlihat bahwa keduanya memiliki peran saling melengkapi. Hari Lahir Pancasila menjadi simbol awal lahirnya ideologi, sementara Hari Kesaktian Pancasila menjadi pengingat bahwa ideologi ini tetap kokoh meski menghadapi ancaman.
Mengapa Keduanya Penting Diperingati
Banyak orang mungkin bertanya, jika keduanya sama-sama tentang Pancasila, mengapa harus diperingati secara terpisah? Jawabannya karena masing-masing memiliki nilai sejarah dan makna yang berbeda.
- Hari Lahir Pancasila mengingatkan kita bahwa Pancasila adalah hasil pemikiran luhur para pendiri bangsa. Ideologi ini lahir dari konsensus bersama untuk menyatukan keragaman bangsa Indonesia.
- Hari Kesaktian Pancasila menekankan bahwa ideologi Pancasila bukan hanya lahir, tetapi juga mampu bertahan dari ancaman ideologi lain. Hal ini menguatkan keyakinan bangsa Indonesia untuk tetap setia pada Pancasila.
Kedua momen ini saling melengkapi, agar generasi bangsa tidak hanya mengenang awal mulanya, tetapi juga mengingat perjuangannya untuk tetap ada.
Relevansi untuk Generasi Muda
Bagi pelajar, mahasiswa, hingga santri pesantren, memahami kedua hari penting ini memiliki arti strategis. Sejarah tidak hanya untuk dihafalkan, tetapi juga dipahami dan diambil hikmahnya.
- Nilai pendidikan karakter: Hari Lahir Pancasila mengajarkan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Sedangkan Hari Kesaktian Pancasila menanamkan nilai keberanian untuk mempertahankan keyakinan.
- Mencegah salah persepsi: Dengan pemahaman yang benar, generasi muda tidak akan salah mengira 1 Juni sebagai peristiwa pemberontakan, atau 1 Oktober sebagai lahirnya ideologi bangsa.
- Relevansi masa kini: Di era digital, ancaman terhadap persatuan bangsa bisa datang dalam bentuk informasi palsu, radikalisme digital, hingga budaya individualisme. Nilai dari kedua peringatan ini tetap relevan untuk menjaga keutuhan NKRI.
Generasi muda diharapkan tidak hanya mengenang secara seremonial, tetapi juga mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, komunitas, maupun dunia maya.
Penutup
Perbedaan antara Hari Lahir Pancasila (1 Juni) dan Hari Kesaktian Pancasila (1 Oktober) terletak pada latar belakang sejarah, makna, serta status peringatannya. 1 Juni adalah lahirnya ideologi bangsa dari gagasan para pendiri, sementara 1 Oktober adalah penegasan kesaktian ideologi tersebut setelah menghadapi ancaman besar.
Memahami kedua peringatan ini secara benar bukan hanya soal sejarah, tetapi juga bagian dari pendidikan karakter bangsa. Generasi muda perlu memaknainya sebagai pengingat bahwa Pancasila harus dipelajari, diamalkan, dan dipertahankan sepanjang masa.
Dengan demikian, kedua momentum ini tidak boleh dianggap sama. Hari Lahir Pancasila adalah awal terbentuknya ideologi, sedangkan Hari Kesaktian Pancasila adalah bukti bahwa ideologi itu tetap teguh menghadapi ancaman.
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto merupakan pondok pesantren yang memberikan pendidikan agama yang mendalam, dengan pendekatan yang hangat dan penuh perhatian terhadap perkembangan karakter.Jika Anda sedang mencari pondok pesantren yang memberikan pendidikan agama yang mendalam, dengan pendekatan yang hangat dan penuh perhatian terhadap perkembangan karakter, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto – Jawa Timur bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan lingkungan yang mendukung dan pengasuhan yang penuh empati, pesantren ini fokus membentuk santri menjadi pribadi yang berakhlak mulia, mandiri, dan cinta Al-Qur’an.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi Pondok Pesantren Al Jihadul Chakim melalui WhatsApp di nomor 0811-3600-074 atau 0811-3055-5556, atau kunjungi tautan berikut: https://aljihadulchakim.sch.id/bio
- https://setkab.go.id/jadi-hari-libur-nasional-inilah-keppres-penetapan-1-juni-sebagai-hari-lahir-pancasila/ ↩︎