Bulan Rabiul awal dikenal dengan bulan penuh kemuliaan. Rabiul Awal (Arab: Rabī’ al-Awwal) adalah bulan ke-3 dalam Kalender Islam (Hijriyah). Rabi’ dalam bahasa Arab berarti musim semi, dinamakan demikian karena saat itu terjadi hujan berkepanjangan yang menyuburkan tanah pertanian disertai dengan tumbuhnya rerumpatan dan sayur-sayuran.
Rabiul Awal menjadi bulan musim semi pertama yang menandai dimulainya kehidupan. Musim semi identik dengan suhu yang tidak terlalu tinggi atau rendah, serta kondisi cenderung stabil dan cerah.
Musim semi biasa disambut dengan penuh semangat dan keyakinan menjemput berkah serta ridho Allah SWT. Hal serupa dilakukan kaum muslim yang dengan syafa’at dari Rasulullah SAW, bisa mendapatkan berkah Allah SWT. Karena itulah bulan Rabiul Awal juga disebut bulan Maulud, dalam tradisi jawa sering menyelenggarakan Muludan untuk mengenang sejarah hidup dan perjuangan Baginda Rasulillah Muhammad SAW.
Ada beberapa peristiwa penting di dalam bulan Rabiul Awal atau Maulid menyangkut langsung sejarah hidup dan perjuangan Baginda Rasulillah Muhammad SAW ;
Pertama, Setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah, di seluruh dunia yang berpenduduk mayoritas Muslim diperigati Maulid nabi. Baginda lahir bertepatan dengan Pasukan Gajah Raja Abrahah yang dipimpin Panglima Abu Rughal saat ingin menghancurkan Ka’bah. Namun, pasukan tersebut gagal dan diluluhlantakkan oleh Burung Ababil yang menghujani mereka dengan batu kecil panas dan pijar. Saat Rasulullah lahir, api—yang saat itu selalu menyala—yang menjadi sesembahan kaum Majusi tiba-tiba padam. Berbagai peristiwa lain yang menjadi tanda fajar bersinar dan munculnya kehidupan Islam.
Mengingat kelahiran Nabi saw. bukanlah merayakan ulang tahun beliau. Mengenang momentum kelahiran beliau adalah upaya memfokuskan kembali mata batin kita pada sosok manusia yang paling berjasa dalam hidup dan peradaban. Tidak lain agar kita mampu menjadikan beliau sebagai satu-satunya sosok pegangan, kembali meneladani sunnah-sunnah Nabi saw., juga semangat juang beliau dan para sahabatnya melawan kaum kafir.
Kedua, hijrahnya Baginda Rasulillah Muhammad Saw dari kota Makkah menuju kota Madinah pada hari Senen, 12 Rabiul Awal. 13 tahun setelah beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul dan setelah beliau menetap di Makkah selama 53 tahun untuk menanam keadilan, menanam kebenaran, menanam kebahagiaan dan menanam rasa kasih sayang dengan sesama manusia.
Hambatan dan ancaman tidak saja dilakukan secara langsung, tetapi juga dilakukan melalui orang-orang terdekat Rasulullah SAW. Misalnya yang pernah dilakukan paman beliau sendiri, Abu Thalib, yang meminta agar Rasulullah SAW mau menghentikan kegiatan dakwah Islamiyahnya atas desakan orang-orang kafir Makkah. Permintaan sang paman beliau tolak dengan berani dan tegas. Beliau berkata kepada pamandanya:
يَا عَمِّ، لَوْ وَضَعُوْا الشَّمْسَ فِيْ يَمِيْنِيْ وَالقَمَرَ فِيْ يَسَارِيْ عَلَى أَنْ أَتْرُكَ هَذَا الأَمْرَ مَا تَرَكْتُهُ
“Wahai paman, seandainya mereka meletakkan matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku agar aku menghentikan (meninggalkan) dakwah ini, maka aku tidak akan meninggalkannya.” 1
Namun dengan strategi yang digunakan Rasulullah akhirnya dalam kurun sepuluh tahun Nabi Muhammad mampu membangun sebuah masyarakat yang selama ini diliputi konflik bertahun-tahun menjadi sebuah masyarakat yang mempunyai peradaban tinggi, yaitu Islam sebagai agama yang rahmatal lil alamain. 2
Ketiga wafatnya Rasulullah SAW di Madinah, yang terjadi pada hari Senin, 12 Rabiul Awal 23 H. Beliau mewariskan kebenaran, mewariskan kejujuran, mewariskan kemakmuran, mewariskan kebahagiaan serta kasih sayang yang sempurna. Allah SWT berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيْتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.“ 3
Itulah tiga peristiwa penting yang terjadi pada bulan Rabiul Awal atau bulan Maulid, yang bisa kita jadikan sebagai iktibar akan pentingnya bulan Maulid. Rabiul Awal menjadi bulan mulia sebab karena kehadiran Rasulullah ke bumi, bukan faktor lain. 4
Penulis : Budi Diansyah
Footnotes
- As Sirah Al Halabiyyah, I/ 408; Subulul Al Huda War Rasyad, II/ 327.
- Baso, A. Civil Society Versus Masyarakat Madani. Bandung: Pustaka Hidayah 1999. Hal 21
- QS. al Maidah: 3
- Syekh Az Zarqani dalam al-Mawahib al-Laduniyyah bil Minah al-Muhammadiyyah volume 1, halaman 142, juga Ibnu Hajar al-Haitami pada kitab Asyraful Wasail ila Fahmil Masail halaman 38.