Munafik yaitu menunjukkan kebaikan dan menyembunyikan kejahatan. Sifat ini bermacam-macam, ada yang berkaitan dengan aqidah dan ada yang berkaitan dengan perbuatan. Menyebabkan pelakunya akan masuk ke dalam neraka dan merupakan salah satu perbuatan dosa besar. Menurut Ibnu Juraij, orang munafik adalah orang yang ucapannya tidak sama dengan perbuatannya, keadaan batinnya bertentangan dengan lahiriahnya, dalamnya bertentangan dengan luarnya, dan penampilannya pun bertentangan dengan kepribadiannya. Mereka dikatakan “tidak beriman” karena iman yang sesungguhnya adalah pengakuan lisan yang dibenarkan oleh hati dan dipraktekkan oleh anggota badan. 1
Sesungguhnya sifat-sifat orang munafik diterangkan di dalam surat-surat Madaniyah, dikarenakan tidak ada sifat munafik di Makkah, bahkan kebalikannya. Orang-orang dalam periode Makkah ada yang menampakkan kekufuran karena terpaksa, padahal asli batinnya adalah orang mukmin tulen.
ومِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَۘ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَمَا يَخْدَعُوْنَ اِلَّا اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَۗ
Artinya: Dan diantara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Alllah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri, sedangkan mereka tidak sadar.” 2
Ayat tersebut turun perihal orang munafik ketika menyatakan keimanan kalimat keimanan dan menyembunyikan kekufuran. Ayat ini menunjukkan bahwa keimanan bukan sekedar ikrar. 3 Juga menjelaskan mengenai orang munafik, yaitu Abdullah bin Ubay bin Salul, Mu’attib bin Qusyair, Jadd bin Qais, dan teman-teman mereka. Mereka menyatakan keimanan dan menyembunyikan kekufuran agar selamat dari nabi dan para sahabat, tetapi mereka meyakini sebaliknya yakni kekufuran. Sifat kemunafikan adalah pengakuan dan ikrar keimanan secara lisan, tetapi di hati mereka mengingkarinya. Pagi bilang begini, sore sudah lain lagi.
Ibnu Katsir bercerita bahwa ayat ini turun mengenai sifat orang munafik pada surat Al-Qur’an periode Madinah. Sedangkan di periode Makkah, tidak ada orang munafik. Justru sebaliknya, sebagian orang beriman menyatakan kekufurannya karena terpaksa. Meski demikian, mereka tetap beriman di dalam hati. Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah banyak orang-orang Ansar dari kabilah Aus dan Khazraj masuk Islam, tetapi dari kalangan Yahudi, hanya satu orang yaitu Abdullah ibnu Salam r.a. Pada saat itu masih belum ada kemunafikan karena kaum muslim belum mempunyai kuasa yang perlu ditakuti. Bahkan Nabi hidup rukun bersama orang Yahudi dan kabilah-kabilah Arab yang ada di Madinah, sampai terjadinya perang Badar besar.
Ketika perang badar itu terjadi, kaum muslimin memperoleh kemenangan dan Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul seorang pemimpim Madinah dari kabilah Khazraj mengatakan, ‘Ini merupakan suatu perkara yang benar-benar mengarah (kepada kekuasaan).” Dia menyatkan keislaman secara munafik yang diikuti sejumlah kabilah Arab dan kelompok Yahudi. Sejak itulah muncul nifaq (kemunafikan) di kalangan sebagian penduduk Madinah. Adapun kaum muhajirin, tidak ada satupun yang munafik, karena tiada seorang pun yang berhijrah karena dipaksa dan mereka hanya mengharapkan pahala dari Allah kelak di hari kemudian.
Allah memperingatkan melalui ayat tersebut agar umat mukmin tidak terbujuk oleh sikap lahiriah mereka, dengan menerangkan sifat dan ciri orang-orang munafik, karena hal itu dapat menyebabkan kerugian besar akibat tidak bersikap waspada terhadap mereka, dan sebagai akibat meyakini keimanan mereka padahal nyatanya mereka adalah orang-orang kafir. Tipuan mereka tersebut diduga sebagai perbuatan baik buat dirinya, padahal mereka sesungguhnya berbuat jahat terhadap dirinya sendiri bagi kehidupan di akhiratnya. 4
Gambaran bahwa orang munafik berbuat jahat dan merugikan dirinya sendiri yaitu, banyak orang beranggapan orang munafik itu kehidupannya lancar, uangnya banyak, dan semuanya tercukupi. Padahal rezeki Allah yang diberikan kepada mereka disebut dengan istilah Istidraj, rezeki yang deperuntukkan kepada orang-orang yang membangkang agar orang tersebut terjerumus dalam kesesatan, hanya secara akal saja kelihatan banyak tapi akhirnya mengantar dalam kesesatan. Sebaliknya, orang yang jujur, rajin ibadah, uang hanya punya secukupnya tetapi hidupnya lebih barokah, anak-anaknya sukses, keluarganya bahagia dan pertolongan Allah selalu ada untuknya. Semua itu tidak bisa diakalkan, dan Allah semua yang mengatur.
Menurut hadis dari Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari ciri-ciri orang munafik ada 3
آيَة الْمُنَافِق ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اُؤْتُمِنَ خَانَ
Artinya: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu ketika berbicara ia dusta, ketika berjanji ia mengingkari dan ketika diberi amanah ia berkhianat.” (HR.Bukhari)
Allah menjelaskan sifat orang munafik sebagai orang ketiga yang terombang-ambing dan memiliki sikap mendua terhadap kelompok orang beriman dan kelompok orang kafir. Allah juga memberitahukan kepada hamba-Nya yang beriman, bahwa orang-orang munafik telah mencelakakan dirinya sendiri karena perbuatan mereka itu membuat Allah murka, yakni kekufuran, keraguan, kedustaan yang mereka lakukan tanpa mereka rasakan dan mereka ketahui sehingga membuat mereka buta dan menetapi perbuatannya.
Kehidupan seseorang itu sesuai dengan apa yang ditanam, jika yang ditanam baik pasti akan bermanfaat sebaliknya jika yang ditanam jelek pasti akan sia-sia dan tidak bermanfaat. Sebisa mungkin lakukan perbuatan baik apapun itu dan tinggalkan perbuatan buruk. Sifat munafik menyebabkan jauh dari Allah, dibenci Allah, mendapatkan dosa, pahala yang didapat akan sia-sia, tidak akan dipercaya oleh orang lain karena terkenal akan kebohongannya, dan hidup tidak akan tenang dan nyaman. Sesungguhnya perbuatan munafik itu tidak akan manfaat buat orang lain, mereka adalah seburuk-buruk orang kafir yang paling dibenci Allah karena menjadikan keimanan sebagai tipu daya dan olok-olok belaka. Oleh karena itu, Allah mengolok dan mengejek perilaku mereka, Allah tidak akan memberikan pertolongan kepada mereka dan kelak orang munafik berada di lapisan terbawah neraka. 5
Salah satu syarat untuk mendapat pertolongan Allah dan tidak rugi akan perbutannya yaitu, hindari dan jauhi sifat Munafik.
Penulis : Zumrotus Shofa