Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Putri Terdekat Mojokerto – Memutuskan untuk menyekolahkan anak di pondok pesantren adalah pilihan besar dan penuh pertimbangan bagi orang tua. Di satu sisi, ada harapan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang religius, mandiri, dan berakhlak mulia. Tapi di sisi lain, ada juga kekhawatiran: “Nanti anak saya betah nggak ya di pesantren? Apa dia bisa jauh dari rumah?” Nah, homesick atau rasa kangen rumah memang sering jadi tantangan di awal-awal anak mondok. Tapi tenang, ada banyak cara untuk membantu anak agar betah dan tetap semangat menjalani hari-hari di pesantren.
Berikut ini beberapa tips yang bisa orang tua lakukan agar anak nyaman tinggal di pondok pesantren
Daftar isi
Toggle1. Persiapan Mental Sejak Awal
Sebelum anak benar-benar masuk ke pondok, penting banget buat menyiapkan mentalnya. Ajak anak ngobrol dari jauh-jauh hari tentang kehidupan di pesantren: mulai dari rutinitas harian, lingkungan baru, hingga pentingnya hidup mandiri. Ceritakan juga sisi positifnya, seperti punya banyak teman, bisa lebih dekat dengan Al-Qur’an, dan bisa membanggakan orang tua. Dengan begitu, anak tidak kaget dan lebih siap saat sudah mulai mondok.
2. Pilih Pesantren dengan Pendekatan Humanis
Setiap pesantren punya gaya pengasuhan yang berbeda-beda. Bagi anak yang baru pertama kali jauh dari orang tua, penting untuk berada di lingkungan yang hangat dan suportif. Pilihlah pesantren yang tidak hanya fokus pada hafalan dan ilmu agama, tapi juga memperhatikan perkembangan karakter dan emosi anak. Pengasuhan yang empatik dan penuh perhatian akan membuat anak lebih mudah beradaptasi dan merasa seperti di rumah sendiri.
3. Beri Anak Ruang untuk Cerita
Meski anak sudah di pesantren, jangan lepas komunikasi begitu saja. Biasakan menelpon atau video call secara berkala, minimal seminggu sekali. Dengarkan ceritanya, jangan langsung menghakimi kalau ia bilang sedang sedih atau bosan. Terkadang, anak hanya butuh didengar untuk merasa lebih baik. Tapi, pastikan juga komunikasi tidak terlalu sering supaya anak bisa belajar mandiri dan tidak terus-menerus bergantung pada orang tua.
4. Kirim Barang yang Mengingatkan Rumah
Salah satu cara untuk mengobati rasa kangen rumah adalah dengan memberikan barang-barang yang punya nilai emosional. Bisa berupa foto keluarga, bantal kesayangan, atau camilan favorit. Hal-hal kecil seperti ini bisa jadi pengingat bahwa anak tetap dicintai dan diperhatikan, meskipun sedang jauh dari rumah.
5. Libatkan Anak dalam Kegiatan Positif
Kebanyakan rasa homesick muncul ketika anak merasa bosan atau tidak punya kegiatan yang menarik. Nah, pesantren yang aktif dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni, atau organisasi santri bisa jadi tempat penyaluran energi dan minat anak. Dorong anak untuk ikut aktif agar punya kesibukan positif yang membuatnya lupa rasa rindu rumah.
6. Tegaskan Tujuan Besar: Menghafal dan Mencintai Al-Qur’an
Tanamkan dalam diri anak bahwa mondok bukan sekadar jauh dari rumah, tapi bagian dari perjuangan menjemput cita-cita mulia: menjadi penghafal Al-Qur’an. Beri semangat bahwa setiap hafalan yang ia capai, setiap ayat yang ia pelajari, adalah bagian dari bekal hidup dunia dan akhirat. Ketika anak memahami tujuan besarnya, ia akan lebih kuat menghadapi rintangan, termasuk rasa homesick.
7. Kunjungan Rutin Bisa Jadi Obat Rindu
Kalau pesantren memperbolehkan, sempatkan untuk berkunjung saat waktu kunjungan tiba. Tidak harus lama, yang penting anak tahu bahwa orang tua peduli dan selalu mendukung perjuangannya. Tapi tetap jaga agar kunjungan tidak berlebihan supaya anak tetap fokus dengan kegiatan pesantrennya.
Baca juga Bagaimana Cara Adaptasi di Pesantren? Ini Tips dari Para Santri
8. Doakan Anak Tanpa Putus
Yang tak kalah penting, jangan lupa iringi setiap langkah anak dengan doa. Doa orang tua adalah senjata paling kuat untuk menjaga dan membimbing anak, meski jarak memisahkan. Minta kepada Allah agar anak diberikan kekuatan, keteguhan hati, dan keberkahan dalam menuntut ilmu agama.
Memondokkan anak memang bukan perkara mudah, baik bagi anak maupun orang tua. Tapi dengan persiapan yang tepat, lingkungan pesantren yang hangat, dan komunikasi yang baik, masa adaptasi bisa dilewati dengan lebih ringan. Jangan terlalu khawatir, karena justru dari proses ini anak akan belajar menjadi pribadi yang tangguh dan berjiwa Qur’ani.
Kalau Anda sedang mencari pesantren yang memberikan pendidikan agama yang mendalam, dengan pendekatan yang hangat dan penuh perhatian terhadap perkembangan karakter, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto – Jawa Timur bisa jadi pilihan yang tepat.
Dengan pengasuhan yang empatik, suasana yang mendukung, dan fokus utama pada pembentukan akhlak mulia serta kecintaan terhadap Al-Qur’an, Al Jihadul Chakim siap menjadi rumah kedua yang nyaman untuk putra-putri Anda.
Info lengkap bisa langsung hubungi kami via WhatsApp di:
0811-3600-074 atau 0811-3055-5556