Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Putri Modern Mojokerto – Bagi sebagian orang tua, memilih pesantren sebagai tempat pendidikan anak merupakan keputusan besar. Selain karena ingin memberikan dasar agama yang kuat, pesantren juga dianggap sebagai tempat yang mampu membentuk karakter dan kemandirian anak. Tapi, tahukah Anda bahwa di balik rutinitas menghafal Al-Qur’an dan belajar kitab, ada banyak tradisi unik di pesantren yang jarang diketahui oleh orang luar?
Tradisi-tradisi ini bukan hanya sekadar kegiatan tambahan, tapi punya makna mendalam dalam membentuk kepribadian dan kebersamaan para santri. Artikel ini akan membahas beberapa tradisi menarik yang sering dijumpai di pesantren, khususnya di pesantren tahfidz, yang bisa jadi pertimbangan positif bagi Anda yang sedang mencari tempat terbaik untuk pendidikan anak.
Daftar isi
Toggle1. Makan Bersama dalam Satu Nampan
Salah satu tradisi yang masih dijaga di banyak pesantren adalah makan bersama dalam satu nampan (dikenal juga dengan istilah “ngeliwet” atau “satu dulang”). Tradisi ini bukan semata soal berbagi makanan, tapi juga melatih rasa kebersamaan, kesederhanaan, dan adab saat makan. Para santri duduk melingkar, menikmati makanan yang disajikan dengan tangan, dan belajar untuk tidak rakus serta saling menghormati.
Kebiasaan ini menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat. Santri dari berbagai latar belakang belajar untuk hidup bersama, saling membantu, dan tidak membedakan satu sama lain.
2. Hafalan Sima’an Bersama
Di pesantren tahfidz seperti Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto, tradisi sima’an hafalan menjadi kegiatan rutin yang sangat dinanti. Sima’an adalah kegiatan mendengarkan hafalan Qur’an dari teman atau ustadz secara bergantian. Kegiatan ini membantu meningkatkan kualitas hafalan dan melatih mental santri untuk percaya diri dalam menyampaikan hafalan di depan orang lain.
Yang menarik, sima’an biasanya dilakukan dengan suasana tenang, khusyuk, dan penuh penghormatan terhadap kalamullah. Kadang juga diiringi dengan makanan ringan sebagai bentuk apresiasi. Sebuah tradisi yang menunjukkan bahwa proses belajar bisa dikemas dengan cara yang menyenangkan dan membangun motivasi.
3. Tradisi Muhasabah Malam
Banyak pesantren menerapkan muhasabah malam, yaitu momen refleksi diri yang dilakukan setelah shalat Isya. Dalam suasana yang hening, para santri diajak merenungi apa yang sudah mereka lakukan hari itu – apakah sudah menjalankan amanah sebagai penuntut ilmu, bagaimana adab mereka terhadap guru dan sesama, dan sebagainya.
Tradisi ini membentuk santri menjadi pribadi yang introspektif, penuh kesadaran diri, dan tidak mudah menyalahkan orang lain. Nilai ini sangat penting, apalagi di era modern di mana anak-anak cenderung disibukkan dengan dunia luar dan lupa untuk merenungi diri sendiri.
4. Ngaji Kitab Kuning dengan Gaya Tradisional
Meski zaman sudah digital, banyak pesantren masih menjaga tradisi ngaji kitab kuning dengan metode sorogan dan bandongan. Dua metode ini menuntut santri untuk fokus, tekun, dan sabar dalam memahami isi kitab klasik yang kaya nilai-nilai kehidupan.
Metode ini bukan hanya soal ilmu agama, tapi juga tentang bagaimana seorang murid menghormati ilmu dan gurunya. Budaya seperti ini menjadi bekal penting dalam membentuk anak yang tawadhu’ dan menghargai proses belajar.
5. Kerja Bakti dan Gotong Royong Mingguan
Tradisi kerja bakti setiap pekan juga menjadi momen yang sangat dinanti para santri. Mereka membersihkan lingkungan pondok bersama-sama, mulai dari halaman, kamar, hingga tempat wudhu dan masjid. Ini bukan hanya tentang kebersihan, tapi juga tentang melatih rasa tanggung jawab dan jiwa gotong royong.
Dari sinilah terbentuk karakter santri yang tidak manja, mau bekerja keras, dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Karakter seperti ini tentu menjadi nilai tambah yang penting bagi orang tua.
Baca juga Tips Belajar Mandiri Ala Santri Tetap Fokus Tanpa Bimbingan Orang Tua
Pesantren Bukan Hanya Tempat Belajar, Tapi Rumah Kedua
Tradisi-tradisi di atas mungkin tampak sederhana, tapi justru dari hal-hal kecil itulah terbentuk pribadi anak yang tangguh, berakhlak mulia, dan punya kepekaan sosial. Bagi orang tua yang ingin anaknya tumbuh dalam lingkungan yang mendidik dengan penuh cinta, empati, dan nilai-nilai Islami, pondok pesantren adalah pilihan yang sangat bijak.
Salah satu pesantren yang bisa menjadi pertimbangan terbaik adalah Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim di Mojokerto – Jawa Timur. Pesantren ini menawarkan pendidikan agama yang mendalam dengan pendekatan hangat, serta penuh perhatian terhadap perkembangan karakter santri.
Dengan lingkungan yang asri dan dukungan pengasuhan yang empatik, pesantren ini berkomitmen membentuk generasi Qur’ani yang cinta ilmu, mandiri, dan berakhlak mulia.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi
WhatsApp: 0811-3600-074 atau 0811-3055-5556
Mari wujudkan masa depan anak yang lebih cerah dan penuh berkah bersama Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Jihadul Chakim Mojokerto!