Zikir, Cara Allah Menolong

Di kehidupan yang dinamis ini, manusia tak lepas dari hiruk-piuknya urusan dunia, entah itu masalah hutang, pekerjaan, rumah tangga, masalah manusia menjadi serba komlpeks. Perubahan yang terus terjadi membuat manusia lalai, ia sudah tau masalahnya, tapi tidak mengerti penyebab masalahanya apa, yang membuat masalah itu siapa. Akibat kelalaian tersebut yang terjadi manusia banyak yang mengalami sumpek, stress, cemas.

Perlu diingat kembali bahwa manusia hidup di dunia ini atas izin Allah SWT, semua yang dilakukan di dunia ini atas izin Allah SWT, ketika ada masalah apapun itu terjadi atas izin Allah SWT. Sumpek, stress, cemas merupakan hal lumrah yang terjadi ketika seseorang mengalami degradasi spiritual. Masa transisi seseorang bukan berpatokan pada umur, tapi bagaimana kondisi kehidupan yang ia alami.

Sebagai orang yang beriman, perlu menyadari hal tersebut dengan mengingat firman Allah al-Ra’du ayat 28:

أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”. 1

Quraish Shihab dalam ayat ini, ia menerangkan tentang pengaruh zikir (ingat) kepada Allah SWT untuk ketenangan jiwa. Ingat dalam artian selalu menyertakan, menyandarkan Allah SWT dalam segala aktivitas dalam sehari-hari. Ingat dalam artian yakin atas pertolongan Allah SWT dalam keadaan sempit. Ingat dalam artian senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan dalam keadaan lapang. 2 Ini yang seharusnya menjadi acuan bagi umat muslim dalam kehidupannya.

Namun, Tidak jarang seorang muslim, ketika mereka menghadapi masalah larinya bukan kepada Allah SWT, ia mengandalkan dirinya sendiri bukan Allah SWT, diri manusia milik siapa, dan siapa yang menggerakkan diri manusia. Yang lebih parah ia malah meminta bantuan kepada selain Allah, mendatangi dukun, peramal, dll. Na’udzubillah.

Tentu perlu proses yang tidak sebentar untuk selalu mengaitkan hati dengan Allah SWT. Perlu adanya keterbiasaan yang setiap orang akan berbeda pengamalan dan pengalamannya. Tidak menutup kemungkinan setiap proses yang dilakukan ada kaitannya dengan hablum minannas, sebab, manusia adalah makhluk sosial yang diciptakan untuk selalu berinteraksi, bermasyarakat, hidup bersama dan saling membutuhkan satu sama lain.

Baca Artikel Lainnya:  Sifat Munafik Penyebab Kerugian Besar

Secara gampangnya, pengamalan dari apa yang telah dibahas yakni ketika manusia dihadapkan dengan dualisme tujuan hidup yang berbeda, ada motivasi yang menggiring pada tujuan tertentu dan ada motivasi yang menggiring pada tujuan tertentu yang bertolakbelakang dari tujuan pertama. Dalam situasi seperti ini perasaan cemas, bingung pasti akan terjadi lantaran dihadapkan dengan tujuan hidup yang berbeda. Jika kondisi ini dibiarkan begitu saja, dikhawatirkan akan menjadi ganguan mental yang serius dan berakibat pada sesuatu yang tidak diinginkan.

Dari sini peran zikir sebagai penolong manusia dalam keadaan sempit. Allah SWT akan menolong manusia memahami kehidupan, meredam pengaruh-pengaruh negatif jika ia senantiasa mengaitkan hatinya kepada Allah SWT. Setelah ia terbiasa dengan zikir, maka akan timbul rasa kepercayaan diri, mampu mengontrol diri, serta aktualisasi diri. Wallahua’lam.

 

Penulis : Ahmad Rizkiansah Rahman

Footnotes

  1. al-Ra’du ayat 28
  2. M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Vol. IV. (Jakarta: Lentera Hati, 2006), 271-272.